KISAH SEJARAH dan MISTIS di jembatan kereta api LEUWI JURIG


Bagi teman-teman yang sering atau pernah naik kereta api Siliwangi koridor Cipeuyeum hingga Cipatat ataupun sebaliknya. Tentu teman-teman akan melewati sebuah jembatan panjang dan tinggi yang melintang di atas sungai Citarum. Jembatan kereta api yang di bangun pada masa pemerintahan Hindia-Belanda ini dinamakan jembatan kereta api Leuwi Jurig. Leuwi sendiri merupakan sebuah kata yang di ambil dari bahasa Sunda yang berarti lubuk. Lubuk menurut geografis memiliki arti bagian terdalam sebuah sungai atau cekungan didalam dasar sungai. Sedangkan kata jurig memiliki arti yaitu hantu. 

Staatspoorwegen ( SS) yang merupakan perusahaan kereta api negara Hindia-Belanda sudah mulai mengoperasikan Jembatan ini sekitar tahun 1884. Jembatan ini memiliki panjang sekitar 160 meter dengan 2 buah penyangga di tengahnya. Selama ini jembatan kertas api Leuwi Jurig sudah mengalami satu kali perubahan. Perubahan dilakukan pada tahun 1936 meliputi perubahan pada bentang jembatan dan juga pada penyangga jembatan. Pada awal dibangun tiang jembatan menggunakan rangka baja, tetapi sebelum penggantian bentang jembatan terlebih dahulu penyangga jembatan di ganti dengan kontruksi beton. Barulah setelah tiang jembatan di rubah berikutnya penggantian meliputi bentang jembatan. 

Bentang jembatan awal yang memiliki rasuk berukuran kecil namun sangat rapat di ubah menggunakan rangka yang berukuran besar namun jarang. Rangka yang di gunakan untuk bentang jembatan baru merupakan rangka hasil dari pembongkaran jembatan Cisomang generasi ke-1. Perancangan bentang jembatan di lakukan di balai jembatan Kiaracondong. Setelah perancangan selesai barulah baja-baja rasuk di angkut menuju lokasi jembatan dan perakitan dilakukan di samping jembatan. 

Menurut buku Spoor en Tramwegen, untuk melakukan penggantian bentang jembatan lama para pekerja hanya membutuhkan waktu selama satu malam saja. Pergeseran bentang jembatan dilakukan pada 28 Oktober 1936 malam setelah kereta api terakhir melintas, dan selesai pada 29 Oktober 1936 pada pagi hari. Penggantian rangka-rangka tersebut tidak lain agar kecepatan kereta api yang melintas bisa di tambah. Selain itu juga, agar jembatan bisa menopang beban kereta yang lebih berat lagi. 

Jaman dulu ketinggiannya dari bentang jembatan hingga permukaan sungai sangat tinggi. Tetapi sekarang sudah terjadi perubahan pada ketinggiannya. Perbedaan itu bisa terlihat dari fondasi kotak alas jembatan yang kini sudah lagi tidak bisa kita lihat. 

Menurut warga sekitar pendangkalan aliran sungai Citarum terjadi setelah pembuatan bendungan-bendungan di aliran sungai Citarum. Di hulu sungai Citarum terdapat bendungan Saguling sedangkan di hilir terdapat bendungan Cirata. 

Ketika debit air di bendungan Saguling meningkat, maka pintu air bendungan di buka lebih besar. Efek dari debit air yang deras mengakibatkan banyaknya material lumur terbawa oleh aliran air dan mengendap di aliran sungai. Selain itu, material tanah dari tepi sungai Citarum terbawa air hingga ke aliran sungai dikala hujan. 

Menurut penuturan warga sekitar, saat proyek renovasi jembatan beberapa puluh tahun yang lalu. Pada saat mesin bor melubangi area bawah tiang jembatan, mesin bor menembus sebuah rongga pada fondasi bawah jembatan. Kemungkinan rongga tersebut merupakan rongga setengah lingkaran yang biasa terdapat pada fondasi era kolonial. Untuk memperkuat struktur jembatan, akhirnya rongga-rongga pada fondasi di isi dengan material cor. 

Dari segi mistis jembatan ini juga termasuk kedalam jembatan kereta api yang sangat angker. Dari namanya saja sudah mewakili keangkeran jembatan ini. Warga sering mendengar tabuhan gamelan, suara orang berbincang-bincang. Bahkan menurut warga bila kita mempunyai mata batin yang kuat, setiap sore kita bisa melihat keramaian layaknya pasar di sekitar tepi aliran sungai Citarum. Warga juga pernah melihat sosok tengkorak terbang di atas kali Citarum. 

Menurut kepercayaan warga bahwa jangan sampai sendirian lebih dari pukul lima sore di sekitar tepi sungai Citarum. Tidak di sebutkan apa yang akan terjadi bila melebihi pukul lima sore. Kemungkinan pandangan kita akan di perlihatkan terhadap sosok-sosok penghuni astral di sekitar sungai. 

Di jembatan Leuwi Jurig sendiri sering terjadi peristiwa-peristiwa mengerikan. Banyaknya kecelakaan saat proyek renovasi beberapa tahun lalu, hingga suara-suara tanpa ada wujudnya. Bahkan beberapa tahun terakhir ada anak kecil yang terjatuh dari atas jembatan saat bermain. Menurut orang yang memiliki kelebihan dalam ilmu gaib, bahwa penghuni jembatan masih meminta satu korban seorang anak kecil di area itu. Bahkan katanya untuk menjaga dari hal-hal yang tidak di inginkan, setiap tahun petugas KAI sering melakukan syukuran di area jembatan. 

No comments:

Post a Comment

STASIUN DAYEUHKOLOT di kabupaten Bandung riwayatmu kini

Hallo teman-teman semua, kali ini saya akan sedikit membahas mengenai bekas stasiun kereta api Dayeuhkolot. Stasiun Dayeuhkolot ( DYK) ini b...