Masalalu Terowongan Lampegan

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Halo sobat blusuker, bagaimana kabar kalian kali ini? Mudah-mudah selalu dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa, dan selalu di berikan kesehatan Amin. Nah kali ini saya menyambangi salah satu terowongan kereta api di Jawa Barat. Terowongan ini berlokasi di desa Cimenteng, Kecamatan
Campaka, kabupaten Cianjur dan menembus bukit Keneng. Terowongan ini di bangun oleh perusahaan kereta api Hindia-Belanda Staatsspoorwegen dari tahun 1879 - 1882 dengan panjang terowongan 686 meter. Setelah pemerintah Hindia-Belanda mengalihkan sistem tanam paksa ke undang-undang Agraria, banyak tuan tanah yang tertarik membuka lahan pertanian di wilayah Parahyangan. Banyaknya perkebunan-perkebunan baru di daerah Sukabumi, Cianjur  tidak sepadan dengan alat trasportasi untuk mengirim hasil panen ke kota besar. Dengan melihat peluang seperti itu akhirnya SS pun membangun jaringan rel dari Bogor menuju Sukabumi. Pembangunan jalur Bogor hingga Sukabumi di awali sekitar tahun 1881 dan sampai ke Sukabumi sekitar tahun 1883. Tak hanya sampai di Sukabumi saja, untuk mengangkut hasil perkebunan-perkebunan di wilayah Priangan jalur keretapun direncanakan sampai Bandung. Nah, untuk melanjutkan pembangunan hingga Bandung ada satu kendala mengenai topografi wilayah yang berbukit-bukit. Di daerah Cimenteng ini misalnya, ada sebuah bukit yang lumayan tinggi membentang dari Barat Laut hingga Tenggara yang tidak mungkin untuk di keruk ( Ingraping ). Padahal perusahaan kereta api baik itu negara ataupun swasta belum ada yang pernah membuat terowongan. Akhirnya mau tidak mau agar jalur kereta bisa sampai ke Bandung, perusahaan harus bisa menembus bukit Keneng ini. Dengan tidak adanya pengalaman dalam membuat terowongan kereta api di Hindia-Belanda, perusahaan pun mengalami kesulitan dalam hal pembangunan. Bukit Keneng yang memiliki kontur sebagian keras dan sebagian lembek membuat pembangunan terowongan menemukan kesulitan tersendiri. Setelah 3 tahun pembangunan, pada 1882 terowongan pun selesai di bangun. Sejarah baru perkeretaapian Indonesia pun terukir. Terowongan kereta api pertama di pulau Jawa bahkan di Indonesia selesai di bangun. Untuk merayakan sekaligus meresmikan terowongan, pihak perusahaan mengadakan sebuah pesta meriah. Sebagai hiburannya sendiri, pihak perusahaan mengadakan pertunjukan tarian Ronggeng. Perusahaan telah memanggil penari Ronggeng yang tersohor di wilayah Sukabumi Cianjur pada masa itu. Penari Ronggeng tersebut bernama Nyi Sadea, yang konon berasal dari daerah Cireunghas. Parasnya yang sangat cantik dan lincah dalam menari membuatnya sangat terkenal dikala itu. Acara hiburan pun berlangsung sangat meriah, hingga sampai akhirnya di penghujung acara. Konon menurut cerita yang beredar di masyarakat setempat. Karena rumah Nyi Sadea berada di daerah Cireunghas, jalan terdekat satu-satunya melalui terowongan Lampegan. Nyi Sadea yang kala itu di antar pulang oleh orang suruhan Belanda, nyatanya hingga saat ini tidak pernah keluar dari dalam terowongan Lampegan. Ada juga yang bercerita bahwa Nyi Sadea di jadikan tumbal pembangunan terowongan. Namun tidak ada yang tau pasti apa yang terjadi pada penari Ronggeng tersebut.
Oh iya sobat, penamaan Lampegan sendiri bukanlah nama daerah tempat dimana terowongan ini di bangun. Ada 2 versi cerita tentang penanaman terowongan Lampegan ini. Ada yang berkata bahwa penamaan terowongan ini berawal dari seorang mandor yang setiap kali mengontrol proyek terowongan selalu mengatakan "lamp pegang". Peringatan tersebut untuk mengingatkan para pekerja agar selalu membawa lampu mengingat tingginya zat asam di dalam terowongan. Namun cerita lain mengatakan bahwa nama Lampegan berasal dari teriakan masinis kereta dikala itu. Sebelum kereta memasuki terowongan, sang masinis akan meneriakan "Lampe aan" yang berarti nyalakan lampu. Karena orang awam tidak fasih dengan perkataan tersebut dan dirasa asing di telinga mereka, jadilah perubahan penyebutan menjadi kata Lampegan. Sepanjang sejarahnya terowongan ini pernah ambruk karena longsor pada tahun 2001. Sehingga panjang terowongan yang tadinya 686 meter hanya tersisa sekitar 400 meteran saja sehingga terowongan ini di non aktifkan. Sekarang terowongan Lampegan sudah di aktifkan kembali dengan layanan kereta api Siliwangi dengan rute Sukabumi - Cipatat. 

No comments:

Post a Comment

STASIUN DAYEUHKOLOT di kabupaten Bandung riwayatmu kini

Hallo teman-teman semua, kali ini saya akan sedikit membahas mengenai bekas stasiun kereta api Dayeuhkolot. Stasiun Dayeuhkolot ( DYK) ini b...