By Kitlv
Assalamualaikum warahmatulahi wabarakatuh.Pada kesempatan kali ini saya akan menulis tentang sejarah stasiun kereta api Purwakarta. Stasiun Purwakarta ini merupakan stasiun kereta api yang berdada di daerah Nagritengah, kecamatan Purwakarta, kabupaten Purwakarta Jawa Barat. Stasiun Purwakarta merupakan stasiun kereta api kelas II yang termasuk ke dalam daerah operasional 2 Bandung. Stasiun Purwakarta berada pada ketinggian +84 MDPL dan stasiun Purwakarta memiliki 6 buah jalur kereta api yang masih aktif. Jalur 1 dan jalur 2 merupakan sepur lurus, jalur 1 merupakan sepur lurus dari arah Cikampek dan jalur 2 merupakan sepur lurus dari arah Bandung, mengingat dari arah Cikampek merupakan jalur ganda dan dari arah Bandung merupakan jalur tunggal. Stasiun Purwakarta di bangun oleh perusahaan kereta api negara Hindia-Belanda (SS) sekitar tahun 1900-an seiring di bangunnya jalur kereta Karawang-Cikampek-Purwakarta-Padalarang segmen pertama. Di area stasiun Purwakarta sudah banyak mengalami perubahan tetapi untuk bangunannya sendiri tetap di pertahaankan keasliannya karena termasuk ke dalam bangunan cagar budaya. Pada halaman parkir stasiun Purwakrta sekarang sudah di tambahkan sebuah taman yang berhiaskan patung salah satu tokoh pewayangan. Di depan stasiun sebelah selatan dulunya ada sebuah sepur badug atau sepur simpan namun sekarang sudah di bongkar.
Di sebelah timur stasiun terdapat turn table, dipo lokomotif, dan tandon air yang sangat tinggi. Mari kita bahas turn tablenya terlebih dahulu. Turn table stasiun Purwakarta merupakan turn table yang besar, Bagaimana tidak, di sini merupakan stasiun tempat singgah dan perawatan lokomotif-lokomotif mallet yang notabene mempunyai ukuran yang sangat besar. Namun sayangnya turn table ini sekarang sudah lagi tidak digunakan. Bahkan semenjak di area stasiun Purwakarta menjadi kuburan kereta-kerean yang sudah tidak digunakan, keberadaan turn table seakaan kehilangan eksistensinya karena tertutup bangkai kereta. Tak jauh di sebelah timur turn table terdapat sebuah watertoren atau tandon air yang cukup tinggi. Saking tingginya, kita bisa melihatnya dari kejauhan. Semenjak hilangnya masa keemasan lokomotif uap, watertoren yang dulunya sangat di perlukan untuk mengisi air pada ketel lokomotif sekarang sudah lagi tidak di gunakan. Meskipun sudah lama tidak lagi di gunakan water toren ini masih kokoh berdiri. Namun sayang sekali ada beberapa bagian yang di preteli oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Disebelah utara water toren terdapat sebuah dipo lokomotif yang sangat besar. Namun lagi-lagi bangunan bersejarah seperti ini sudah lagi tidak di gunakan dan sudah lama sekali tidak dirawat, sehingga pada bagian dinding sudah mengelupas, kaca pecah, atap bolong-bolong dan di bagian dinding bahkan sudah di tumbuhi pohon-pohon yang merambat. Suasana seperti itu mungkin bagi beberapa orang terlihat menyermakan dan angker tapi menurut saya tidak karena saya tidak melihat dari sisi mistisnya, tetapi saya melihatnya dari sisi sejarahnya. Dulu sekitar tahun 2011 saya masih bebas keluar masuk area dipo lokomotif ini. Namun semenjak menjadi area steril sangat susah untuk masuk area dipo. Ya mungkin ada alasan yang logis untuk pihak KAI menyeterilkan tempat ini, pastinya untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak di inginkan kalo melihat dari bangunan yang mungkin ada bagian-bagian yang sudah rapuh. Di dalam dipo masih ada crane/katrol untuk mengangkat onerdil lokomotif yang melakukan perbaikan disini. Di bagian dinding dipo bagian dalam terdapat angka-angka saya pun tidak tau apa maksudnya angka-angka tersebut. Setelah saya melihat-lihat dipo yang di bangun sekitar tahun 1900an ini, saya melihat seorang pekerja di ujung bagian barat dipo lokomotif. Mungkin sebuah angin segar untuk sang dipo, karena pekerja itu ternyata sedang melakukan perbaikan pada dipo lokomotif ini. Mungkinkah dipo lokomotif Purwakarta ini akan di fungsikan kembali atau beralih fungsi? kita lihat kelanjutannya.....